Sabtu, 24 November 2007

MODIFIKASI PEMBELAJARAN OLAHRAGA DI SMP

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada akhir-akhir ini telah banyak membawa kemajuan terutama dalam bidang Olahraga. Perkembangan ini bisa dilihat dengan banyaknya prestasi suatu cabang olahraga yang dapat diukir oleh siswa baik di tingkat lokal, Propinsi, Nasional dan Internasional. Sehubungan dengan itu perlu ditingkatkan pendidikan jasmani dan olahraga di lingkungan sekolah. Perlu kita ketahui bahwa tujuan utama dari bidang studi pendidikan jasmani adalah memberikan pengalaman gerak yang baik, benar, dan bermanfaat bagi anak didik, dan bukan mendorong anak didik untukmenjadi olahragawan yang handal, sebagaimana yang masih sering kita jumpai pada proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah baik tingkat SD, SMP maupun di SMA.
Dari hasil identifikasi implementasi kurikulum pendidikan jasmani di lapangan sebagian besar guru pendidikan jasmani di sekolah masih melaksanakan KBM secara monoton dan konvensional yang mengajarkan pendidikan jasmani dengan materi salah satu cabang yang menuju pada pencapaian prestasi tanpa melihat kemampuan anak didik yang beraneka ragam dengan keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah. Contoh konkrit adalah jumlah siswa dalam satu kelas 30 orang tetapi jumlah bola voli di sekolah tersebut hanya 1 (satu). Prestasi ?
Gambaran diatas merupakan salah satu kekeliruan yang tidak disadari oleh guru pendidikan jasmani di sekolah. Disinilah perlu model pembelajaran modifikasi olahraga digunakan. Bagaimana cara memanfaatkan sarana dan prasarana yang minim tetapi tujuan pendidikan jasmani di sekolah terpenuhi.
Hal lain yang menyebabkan pembelajaran pendidikan jasmani belum dapat memberikan hasil yang memuaskan adalah masih rancunya pengertian dan pemahaman sebagian masyarakat terhadap konsep pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga.
Melalui model pembelajaran ini diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dengan indikator adanya perubahan sikap dan perilaku guru dan siswa.
Merujuk pada konsep dan tujuan pendidikan jasmani sebagaimana yang diuraikan diatas, jelas bahwa tujuan utama dari bidang studi ini adalah memberikan pengalaman gerak yang baik, benar, dan bermanfaat bagi anak didik, rasa senang, memupuk rasa kerjasama sesama teman, atau lawan, dan bukan mendorong anak didik untuk menjadi olahragawan yang handal, sebagaimana yang masih sering kita jumpai pada proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah.
Model modifikasi olahraga ini tidak terpola pada patokan tertentu seperti halnya pada model pembelajaran lain, namun ide-ide setting pembelajaran yang dikemas guru dalam bentuk-bentuk permainan merupakan rangkaian kegiatan yang tetap mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta Indikator yang ingin dicapai. Sehingga semua peserta didik bisa melaksanakan aktivitas pendidikan jasmani dengan senang. Tetapi guru dituntut mempunyai kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan pola-pola atau model permainan yang apresiatif, kreatif dan tidak monoton.
Contoh model modifikasi olahraga sbb :
1. siswa tanpa dibariskan, langsung lari-lari kecil di sekitar lapangan yang sudah ditentukan,
ada aba-aba lompat/jingkat satu kaki/lari mundur/lari cepat dst.
2. dibagi menjadi beberapa kelompok, lari memindahkan kardus bekas dengan batas/jarak
tertentu, bolak balik sesuai ketentuan
3. dibagi beberapa kelompok, lari kelak-kelok melewati bambu baik dengan alat/bola ataupun
tanpa alat
4. dibagi dua kelompok, diberi satu/beberapa bola baik melewati net atau memasukkan bola ke
gawang, lawan menerima atau memainkan bola dan seterusnya.
Dan masih banyak lagi model modifikasi olahraga yang bisa diterapkan guru sesuai dengan cabang olahraga yang akan diajarkan. Sehingga guru dan peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, bukan sebagian siswa saja yang aktif sedang siswa yang lain duduk-duduk di bawah pohon, atau bahkan enggan melaksanakan aktifitas jasmani di sekolah karena pembelajaran yang monoton.


Rabu, 14 November 2007

Pengukuran Denyut Nadi



PENGUKURAN DENYUT NADI

Oleh :

ISTIOWATI
agist73@yahoo.co.id

Denyut nadi dapat dipakai sebagai tolok ukur kondisi jantung. Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut jantung/detak jantung.
1. Tempat meraba denyut nadi
a। dipergelangan tangan
b. dileher sebelah kiri/kanan
c. di dada sebelah kiri, tepat di apex jantung
d. dipelipis
2. Hal-hal yang perlu diperiksa :
a. frekuensinya
b. isinya
c. iramanya teratur apa tidak
1) frekuensi nadi akan meningkat bila kerja jantung meningkat
2) bila kita berlatih frekuensi denyut nadi dengan sendirinya akan meningkat sesuai dengan beratnya latihan
yang dilakukan
3) setelah latihan selesai frekuensi denyut nadi akan menurun
4) orang yang terlatih denyut nadi istirahat lebih lambat dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih